SD Pawyatan Daha Kediri adalah salah satu sekolah swasta yang pernah berjaya di masanya. Sekolah ini termasuk sekolah favorit di kota Kediri dan sekitarnya. Sekolah yang beralamat di Jalan Hasanudin 18 Kediri itu adalah sekolah swasta di bawah naungan Yayasan Pawyatan Daha Kediri. SD Pawyatan Daha Kediri memiliki 2 sekolah, yaitu SD Pawyatan Daha 1 Kediri dan SD Pawyatan Daha 2 Kediri. Sekolah ini sebenarnya memiliki banyak prestasi setiap tahunnya. Misalnya, selalu menjadi juara berbagai lomba baik di Tingkat Lokal (Kota), Tingkat Propinsi, Tingkat Nasional, maupun Tingkat internasional. Lulusan dari sekolah ini selalu diterima di SMP ternama di kota Kediri dan banyak alumninya yang sukses di berbagai bidang.
Akan tetapi, jumlah siswa menurun terutama 10 tahun terkhir ini. Idealnya setiap rombel di sekolah ini bisa menampung 35 siswa. Namun, hal itu tidak tercapai, hal itu terlihat dari jumlah peserta didik di setiap kelas rata-rata 20 siswa. Penurunan murid berdampak pada pemasukan dana yang dikelola sekolah, karena sekolah ini adalah sekolah swasta.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak sekolah, misalnya inovasi pemasaran. Sekolah sudah memanfaatkan strategi pemasaran digital maupun tradisional. Strategi pemasaran digital dilakukan melalui berbagai media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube yang memuat visi-misi sekolah, berbagai kegiatan positif di sekolah, dan prestasi di berbagai ajang. Strategi pemasaran tradisional juga dilakukan dengan mengerahkan guru dan tenaga pendidik sekolah untuk melakukan pendekatan kepada calon wali murid yang ditarget.
Selain upaya tersebut di atas, sekolah mengundang perwakilan paguyuban alumni yang bernama PALANDARI (Paguyuban Alumni SD Pawyatan Daha Kediri) untuk memberikan sumbang saran terkait masalah tersebut di atas. Dari hasil pertemuan dengan perwakilan paguyuban alumni, akhirnya disepakati sekolah memberikan fasilitas tambahan yang belum diberikan oleh sekolah-sekolah lain, yaitu membuka kelas rintisan bilingual bagi siswa-siswanya. Untuk tahap awal, kelas yang disipakan adalah kelas V dan VI.
Akan tetapi, permasalahan di lapangan muncul, yaitu guru-guru yang mengajar di kelas V dan VI adalah guru kelas yang tidak memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Inggris, sehingga keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut sangatlah minim. Oleh karena itu, jalan keluar yang diberikan oleh paguyuban adalah melatih Bahasa Inggris pada guru-guru di kelas rintisan bilingual.
Salah satu anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah alumni SD Pawyatan Daha Kediri yang tergabung dalam Palandari. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksnakan dengan mengundang beberapa dosen dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UNP Kediri untuk menjadi nara sumber pelatihan. Sasaran kegiatan PKM ini adalah guru-guru mata kelas dan guru mata pelajaran yang mengajar di kelas V dan VI baik dari SD Pawyatan Daha 1 Kediri maupun SD Pawyatan Daha 2 Kediri yang berjumlah 6 orang.
Adapun tujuan kegiatan PKM yang lebih rinci sebagai berikut:
- Memberikan pengetahuan pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka.
- Melatih guru berkomunikasi dalam Bahasa Inggris sederhana dalam konteks kelas.
- Melatih para guru membuat persiapan pembelajaran sederhana menggunakan Bahasa Inggris sesuai dengan materi dan kelas yang diampu.
Dari permasalahan di atas, tim PKM mengusulkan solusi berupa kegiatan pelatihan bagi guru-guru di kelas V dan kleas VI dari SD Pawayatan Daha 1 dan 2 Kediri. Pelatihan bertujuan melatih para guru tentang keterampilan dasar mengajar dalam Bahasa Inggris. Tim PKM memilih pemateri untuk memberikan pelatihan kepada para guru yang memerlukan latihan keterampilan dasar mengajar, turatama keterampilan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris yang digunakan oleh guru untuk berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran.
Keterampilan dasar yang dimaksud adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Dalam konteks pelatihan ini keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuat kalimat pemantik, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan dasar tersebut harus menggunakan Bahasa Inggris.
Metode Pelaksanaan PKM dikelompokkan menjadi tiga tahap. Tahap I adalah tim PKM melakukan observasi dan wawancara pada guru-guru kelas V dan kelas VI SD Pawyatan Daha 1 & 2 Kediri. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui pemahaman dan kemampuan awal (entry behaviour) para guru terutama dalam berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dasar. Tahap II adalah pelatihan keterampilan dasar mengajar berbahasa Inggris. Tahap III adalah pendampingan implementasi hasil pelatihan, berupa praktik ajar nyata di kelas dan evaluasi.
Pelatihan dilaksanakan 21 Desember 2024 sampai dengan 21 April 2025. Adapun rincian kegiatan dan jadwal kegiatan PKM dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 1 Rincian Rencana Kegiatan
No | MATERI | TUJUAN | WAKTU |
1 | Orientasi pelatihan (1 x pertemuan) | Peserta memperoleh gambaran pembelajaran Bahasa Inggris di SD | Sabtu, 21 Desember 2024 |
2 | Keterampilan Dasar Mengajar (1 x pertemuan) | Peserta memperoleh gamabaran tentang Keterampilan dasar mengajar | Jumat, 10 Januari 2025 |
3 | Membuka dan menutup pelajaran (2 x pertemuan) | Peserta dapat membuka dan menutup pelajaran menggunakan Bahasa Inggris | Jumat, 17 dan 21 Januari 2025 |
4 | Kalimat Pemantik (Leading Questions) (2x Pertemuan) | Peserta dapat membuat kalimat pemantik dalam Bahasa Inggris untuk materi yang akan diajarkan | Jumat dan Sabtu, 13 dan 14 Maret 2025 |
5 | Bahasa Inggris untuk interaksi di kelas (1 x pertemuan) | Peserta dapat menerapkan Bahasa Inggris untuk: memberi instruksi, bertanya, merespon siswa | Jumat, 21 April 2025 |
6 | Mengajar berbagai keterampilan Bahasa (2 x pertemuan) | Peserta dapat memilih kegiatan pembelajaran yang melatih keterampilan mengajar: menjelaskan dan mendeskripsikan | Jumat, 02 dan 09 Mei 2025 |
7 | Evaluasi Program (1 x pertemuan) | Peserta dapat memberikan penilaian pelaksanaan pelatian | Jumat, 23 Mei 2025 |
Pada kegiatan awal, tim PKM melakukan wawancara dengan para peserta pelatihan tentang pentingnya dilaksanakan pelatihan ini. Selain itu, tim PKM juga mengobservasi kemampuan awal Bahasa Inggris seluruh peserta pelatihan. Informasi yang diperoleh dipergunakan untuk menyusun materi pelatihan.
Kegiatan pelatihan dimulai pada pertemuan ke-2 sampai dengan ke-9. Materi pelatiahn di empat pertemuan pertama meliputi Keterampilan Dasar Mengajar, Keterampilan Membuka Pelajaran Dan Menutup Pelajaran, Dan Keterampilan Mengembangkan Kalimat Pemantik. Pelatihan ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Materi pertemuan ke-7 sampai dengan ke-9 adalah keterampilan memberi instruksi, bertanya, merespon siswa serta keterampilan mengajar: menjelaskan dan mendeskripsikan. Berikut adalah foto-foto kegiatan pelatihan.






Di pertemuan akhir, Tim PKM melakukan evaluasi pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasi beberapa guru dalam menerapkan hasil pelatihan di kelas dan melakukan refleksi bersama-sama antar pemateri dan seluruh peserta pelatihan. Dari hasil observasi, diperoleh informasi beberapa guru sudah mulai menerapkan interaksi dengan siswa dalam Bahasa Inggris untuk membuka Pelajaran, menyampaikan kalimat pemantik, memberikan penjelasan sederhana, dan menutup Pelajaran. Namun demikian sebagian peserta pelatihan belum percaya diri untuk menerapkan berinteraksi dalam Bahasa Inggris. Mereka masih perlu berlatih lebih intensif, terutama pada saat menjelaskan materi.


(Diani Nurhajati, Dewi Kencanawati, Yunik Susanti, Yunita Amelia, dan Ahmada Rizal Ilyasa)